[RESENSI] Namamu Kata Pertamaku, Mukjizat Diadang Sejumlah Kendala Teknis | Pusat Sinopsis

[RESENSI] Namamu Kata Pertamaku, Mukjizat Diadang Sejumlah Kendala Teknis

[RESENSI] Namamu Kata Pertamaku, Mukjizat Diadang Sejumlah Kendala Teknis Hari Ini - Hallo sahabat Pusat Sinopsis, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul [RESENSI] Namamu Kata Pertamaku, Mukjizat Diadang Sejumlah Kendala Teknis Hari Ini, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita Gosip Terbaru Hari ini, Artikel HIburan Gosip, Artikel IFTTT, Artikel Kabar Artis Terkini - Tabloidbintang.com, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : [RESENSI] Namamu Kata Pertamaku, Mukjizat Diadang Sejumlah Kendala Teknis
link : [RESENSI] Namamu Kata Pertamaku, Mukjizat Diadang Sejumlah Kendala Teknis
Loading...

Baca juga


[RESENSI] Namamu Kata Pertamaku, Mukjizat Diadang Sejumlah Kendala Teknis Hari Ini

TABLOIDBINTANG.COM - Setelah mengawali tahun ini dengan performa gemilang di film Teman Tapi Menikah, Adipati menjajal dua peran lain yang tak kalah menantang. Pemeran Pendukung Pria Terbaik FFI 2013 ini membintangi sekuel 3 Dara dan tampil sebagai anak yatim piatu yang bisu di film Namamu Kata Pertamaku.

Adipati tampil dengan rambut palsu, baju kumal layaknya gelandangan, dan memakai bahasa isyarat. Dimaksudkan mengajak penonton memercayai mukjizat, film ini terjebak alur klise dan setumpuk kendala teknis.  

Kisahnya bermula dari Yunus (Bogel) yang mendampingi istri bersalin di rumah sakit. Tangis bayi laki-laki yang pecah beberapa jam kemudian mengingatkan Yunus pada laki-laki tak bernama.

Laki-laki yang kemudian dinamai Bisu (Adipati) itu dipukuli preman karena mengemis di pasar. Yunus menyelamatkan Bisu dan menjadikannya anggota pemuda masjid. Bisu ditugasi membersihkan masjid, menggelar dan melipat karpet yang dipakai jemaah beribadah.

Setelah rambutnya dipangkas, mandi, dan mengenakan baju rapi, banyak cewek menyukai Bisu. Salah satunya, Nila (Rania). Melihat kegigihan Bisu belajar mengucapkan kata demi kata, Nila memintanya belajar mengucapkan kalimat, “Aku cinta padamu.”

Kami tidak masalah dengan tema doa dan mukjizat mengingat hingga kini kami memercayai hal itu. Hanya, penuturan film ini terkendala banyak hal. Pertama, tata gambar. Adegan yang diambil di dalam ruangan gagal memenuhi unsur artistik lantaran cahaya lampu menerpa objek benda maupun wajah para tokoh. Di adegan yang satu, wajah Yunus tampak cerah. Saat tidur di masjid, terlihat gelap. Selain itu, pada adegan yang menampilkan lanskap pemandangan, detail bukit dan pohon tampak buram begitu pula wajah Bisu. 

Penuturannya terjebak klise. Kisah Bisu yang yatim piatu sudah dramatis. Oleh sutradara didramatisasi hingga penonton tidak tahu harus bagaimana lagi. Belum lagi, riasan wajah ibu-ibu peserta pengajian yang kelewat tebal. Bedak yang membuat muka sangat putih, eye shadow hijau, dan lipstik pink yang menor. 

Sepintas mirip FTV pencari hidayah di layar kaca kita. Beruntung, beberapa adegan film ini menampilkan selera humor berkelas. Akting Adipati meski tidak istimewa membuat kami berempati pada nasib Bisu.


Pemain    : Adipati Dolken, Rania Putrisari, Bogel Apriansyah
Produser    : Hendra Sirajuddin
Sutradara    : Rere Art2tonic
Penulis        : Rere Art2tonic, M. Rizal Saputra
Produksi    : Paramedia Indonesia
Durasi        : 94 menit

(wyn / gur)
 

Let's block ads! (Why?)



from Berita Gosip Terbaru Hari ini, Kabar Artis Terkini - Tabloidbintang.com kurang lengkap baca artikel nya di samping https://ift.tt/2Sz7kCn


Demikianlah Artikel [RESENSI] Namamu Kata Pertamaku, Mukjizat Diadang Sejumlah Kendala Teknis Hari ini

Sekianlah artikel [RESENSI] Namamu Kata Pertamaku, Mukjizat Diadang Sejumlah Kendala Teknis kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel [RESENSI] Namamu Kata Pertamaku, Mukjizat Diadang Sejumlah Kendala Teknis dengan alamat link https://pusatsinopsispilm.blogspot.com/2018/12/resensi-namamu-kata-pertamaku-mukjizat.html